• About

Kaum Agamis Yang Tak Beragama

 on Jumat, 06 Mei 2016  

Kaum Agamis Yang Tak Beragama


ketika saya berdiri di depan Tuhan saya adalah seorang Muslim,
tapi ketika saya berdiri di depan banyak orang saya bukan seorang Muslim,
karena Tuhan mengatakan bahwa banyak iblis di antara banyak manusia!”
( Tan Malaka)


Agama menurut Emile Durkheim adalah sebuah solidaritas yang dibentuk secara sengaja untuk membuat suatu pranata sosial yang damai,adil dan sejahtera dengan menggunakan simbol-simbol metafisika sebagai pengikatnya.Sehingga pada dasarnya agama yang ada saat ini di rintis oleh para leluhur kita untuk memberikan kedamaian dalam masyarkat,dan menjadi kaidah-kaidah luhur untuk memberikan perbedaan antara yang baik atau buruk,patut atau tidak patut guna tercapainya masyarakat yang adil dan sejahtera.Pada dasarnya semua agama di dunia ini mengajarkan tentang kebaikan,namun tentu wajar jika dalam agama apapun terdapat manusia atau individu-individu yang berjalan keluar dari norma-norma suci tersebut.Sebut saja fenomena kelompok radikal ISIS yang menghancurkan citra Islam sebagai agama kedamaian,kemudian Timothy McVeigh seorang kristiani yang meledakan bom mobil di Oklahoma City,dan ditambah lagi serangan tanpa henti oleh Israel pada Palestina yang tidak mungkin memukul rata penganut Yudaisme sebagai seorang penjajah.
Namun jelas tidak adil dan cerdas apabila kita menggeneralisir sebagian  kecil orang atau kelompok yang jelek kemudian mewakili ribuan bahkan jutaan orang yang baik,karena masih banyak tokoh-tokoh perdamaian dari agama tersebut seperti Muhammad SAW,Isa Almasih,Mussa,Konfusius,Nelson Mandela,Mahatma Gandhi,dan lain-lain.Bahkan Islam yang dianggap orang sebagai agama teroris adalah pencetus pertama sebuah konstitusi yang didalamnya berisi perlindungan terhadap kebebasan beragama yaitu Piagam Madinah,bahkan jauh sebelum Magna Charta di Inggris dan Declaration of Independence di Amerika Serikat.Tapi seiring berjalanya waktu, para pemeluk agama-agama ini malah mengabaikan kedamaian hanya untuk eksistensi dan popularitas agamanya.Dalam praktek berbangsa dan bernegara dewasa ini,kaum-kaum minoritas dalam hal jumlah maupun kekuasaan selalu menjadi objek dari penindasan dan penodaan baik secara individu maupun kelompok.Di negara Indonesia sendiri yang katanya memakai ideologi Pancasila sebagai dasar dan falsafah negara,dimana menekankan persatuan dan kesatuan sebagai tujuan utama dengan Bhineka Tunggal Ika sebagai jualan utamanya,masih saja terjadi konflik horizontal dalam masyarakat.
Bahkan akhir-akhir ini sebuah ormas keagamaan yang menamakan dirinya Front Pembela Islam (FPI) malah melakukan tindakan-tindakan yang akan semakin mendiskreditkan Islam sebagai agama kedamaian.Ditambah lagi propaganda tentang sistem khilafah yang terus-menerus digembor-gemborkan oleh kelompok-kelompok yang buta wawasan kebangsaan,mereka tidak berfikir untuk menjadikan perbedaan menjadi sebuah kekuatan tapi menjadi sebab pertikaian.Seolah-olah mereka orang yang paling paham tentang agama tapi kenyataanya mereka adalah orang yang tidak mengenal agama,mereka hanya tau kata-kata kafir,antek-antek yahudi,haram,dan jihad.Mereka hanya orang-orang kolot yang tidak mau mendapatkan kebenaran,karena bagi mereka kebenaran adalah keyakinan mutlak yang tak butuh alasan.Dengan berbagai alasan yang tak masuk akal mereka menolak hal-hal yang berbau barat,tapi begitu fanatik dengan sesuatu yang berbau arab.Namun anehnya kelakuan mereka yang seperti ini seakan dilegitimasi dan diberikan dukungan secara penuh oleh penguasa,toh pemerintah tak pernah melakukan tidakan preventif maupun represih terhadap mereka.
Lebih dari itu pemerintah malahah ikut-ikutan melakukan diskriminasi terhadap sekelompok orang yang memiliki agama dan kepercayaan selain yang diakui oleh negara,bukankah mereka juga warga negara Indonesia yang syah sehingga berhak mendapatkan mensen rechten maupun ground rechten seperti layaknya manusia yang merdeka.Para kaum penghayat kepercayaan sebagai pewaris agama asli Indonesia tidak mendapatkan freedom of religion,kebebasan beragama mereka dibatasi dengan Undang-undang Administrasi Kependudukan  Nomor 23 Tahun 2006 dimana hanya ada 6 agama yang syah.Padahal dalam UUD 1945 pasal 28 E sebagai hukum tertinggi di Indonesia mengatakan bahwa “Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya”,kemudian dalam UU No 39 Tahun 1999 Pasal 22 yang berbunyi “(1) Setiap orang bebas untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu,(2) Negara menjamin kemerdekaan setiap orang untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu”.
Sehingga sebenarnya sudah benar-benar jelas bahwa kebebasan beragama seseorang adalah tidak terbatas,selain itu mereka juga tidak berhak mengurangi kebebasan orang lain dalam beragama.Ketidakadilan dan kesadaran palsu tentang agama inilah yang kemudian memunculkan banyak sentiment negative terhadap agama,bahkan menurut laporan dari BBC jumlah atheisme di Indonesia pada taun 2012 mencapai satu persen dari seluruh warga negara Indonesia.Tidak terbayang berapa jumlah atheis di Indonesia saat ini dimana semakin kritisnya anak-anak muda terhadap dogma-dogma,dengan tanpa di imbangi oleh penjelasan yang logis dari ahli agama.Bahkan pada abad ke-18 seorang filsuf bernama Friedrich Wilhelm Nietzsche menulis dalam bukunya the gay science(ilmu kebahagiaan),tentang teori kematian tuhan.Nietzsche banyak menyampaikan pemikiranya dengan sastra karena beliau adalah penikmat sastra,di dalam ceritanya ada seseorang yang gila datang ke sebuah kerumunan dan berteriak-teriak mengenai kematian Tuhan.Maka bukan tidak mungkin apabila akan muncul teori-teori yang lebih gila lagi tentang ketuhanan apabila manusia hanya mengartikan tuhan dan agama secara harfiah,tanpa mempertimbangkan kehidupan sosial yang adil dan sesuai dengan zaman.

Kaum Agamis Yang Tak Beragama 4.5 5 Unknown Jumat, 06 Mei 2016 Kaum Agamis Yang Tak Beragama “ ketika saya berdiri di depan Tuhan saya adalah seorang Muslim, tapi ketika saya berdiri di depan ...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
J-Theme