• About

Politisi atau Negarawan

 on Jumat, 06 Mei 2016  

Politisi atau Negarawan


Bagiku sendiri politik adalah barang yang paling kotor.
Lumpur-lumpur yang kotor.
Tapi suatu saat di mana kita tidak dapat menghindari diri lagi, maka terjunlah.
( Soe Hoek Gie )


Politisi atau negarawan,adalah sebuah pilihan sulit tentang definisi mengenai seorang pemimpin sebuah negara atau lembaga negara dalam arti yang lebih sempit.Sulit karena kurangnya keahlian “ mawas diri “ yang dimiliki para pejabat di negeri dongeng ini,namun akan menjadi sangat mudah bila dilakukan penilaian dengan hati nurani oleh rakyat yang sedang menahan rasa lapar.Secara tidak langsung adanya pertanyaan ini disebabkan oleh semakin menipisnya kepercayaan rakyat terhadap para wakil-wakil-nya yang seharusnya menyuarakan kegundahan mereka tentang begitu mahalnya harga sembako,biaya sekolah yang terus naik,ditambah lagi lapangan pekerjaan yang masih terbatas.Seolah-olah harapan dan kepercayaan yang telah rakyat berikan untuk mereka saat pemilu tidak ada artinya,rakyat hanya dijadikan sebagai alat untuk mendapatkan kekuasaan.Janji-janji semasa kampanye hanya dijadikan pajangan dalam etalase-etalase semu sang politisi,sehingga rakyat tak akan pernah bisa menikmatinya.Ground Rechten mereka sebagai manusia tak pernah benar-benar diberikan oleh negara,hak kesejahteraan,keadilan,kebebasan,dan hak untuk terlibat dalam pemerintahan seperti pertanyaan kiritispun tak boleh diutarakan.Mereka melupakan peran serta rakyat yang menjadikanya sebagai seorang pemimpin padahal tidak akan ada seorang pemimpin kalau tidak ada rakyat yang dipimpin,sebab salah satu unsur negara adalah rakyat atau penduduk yang selalu mereka anggap tidak penting.Bukan dipimpin untuk disengsarakan melainkan untuk disejahterakan,karena politik menurut aristoteles adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama.Namun disinilah terdapat celah kita dapat menemukan perbedaan antara seorang politisi atau negarawan,yaitu terletak pada tujuan mereka memperoleh kekuasaan dimana terpampang jelas dalam langkah kongkret yang mereka ambil.Politisi adalah sebutan paling cocok untuk mereka yang mencari kekuasaan hanya untuk legitimasi pengakuan dalam masyarakat,eksistensi kelompok dan golongan,parahnya lagi bila tujuanya adalah mengeruk sebanyak-banyaknya uang negara.Tapi justru seperti inilah mayoritas wakil-wakil kita di pemerintahan sampai-sampai ada sebutan petugas partai,hingga kemudian menjadi booming beberapa waktu yang lalu.Namun lebih anehnya lagi sebutan petugas partai ini di amanatkan oleh bunda ratu kepada bapak presiden republik Indonesia yang terhormat,saya nggak sebut nama yaa hehehe.Benar-benar sebuah tragedy politik abad ini saya rasa,dimana orang nomor satu dalam sebuah negara menjadi petugas administratif ideologi-ideologi partai politik.Yang artinya ideologi partai politik bukan menjadi alat lagi,melainkan telah menjadi sebuah tujuan.Padahal menurut Romo Franz Magnis Suseno ada 3 bentuk Ideologi yaitu 1)kesadaran palsu, 2)netral, dan 3) keyakinan tidak ilmiah.Dan ketakutan saya ideology yang digunakan si moncong putih adalah ideology dalam arti kesadaran palsu,dimana ideology tidak berorientasi pada kebenaran melainkan pada kepentingan yang mempropagandakanya.Namun disamping pemimpin model politisi tersebut,ada juga pemimpin bertipe negarawan.Negarawan bagi saya adalah seorang pemimpin yang menjadikan kekuasaan hanya sebagai alat untuk memperjuangkan hak-hak rakyat,bukan untuk kepentingan pribadi maupun kelompok atau golongan.Seorang negarawan dalam sikapnya berpolitik selalu santun,tanpa pencitraan dan tidak melupakan substansi dari langkah politiknya.Dalam proses pengabdianya,ide-ide segar dan gagasan kebangsaan selalu diwacanakan.Namun tidak hanya sampai sebatas wacana,justru langkah kongkritnya inilah yang membuat kita semakin terkagum-kagum.Hanya figur seperti ini yang mampu membangun sebuah bangsa mencapai tingat peradaban yang lebih baik,tetapi tidak mudah melahirkan seorang pemipin bertipe negarawan.Hanya beberapa orang saja di Indonesia yang berhak dan layak menyandang gelar negarawan,Tan Malaka dengan gagasan republik Indonesia,Soekarno dengan Ideologi Pancasila,Hatta dengan ekonomi kerakyatan,Gus Dur dengan Pluralisme,Soeharto dengan PETRUS-nya ( ooops ) adalah beberapa tokoh di Indonesia dimana gelar negarawan patutu disematkan (tapi yang belakang cuma bercanda yaa,heheheh).Namun dengan perbedaan yang sudah begitu jelaspun terkadang media masih salah kaprah,pernah suatu waktu Aburizal Bakrie di TV O*E dan Surya Paloh di M***O TV dalam sebuah acara talkshow disebut dengan predikat negarwan.Lalu hati kecil saya bertanya dimana kenegarawa mereka,mungkinkah  Aburizal Bakrie dengan Lapindonya dan Surya Paloh yang pernah di demo karena tidak membayar gaji karyawan layak disebut negarawan.Saya tidak mengerti mungkinkah ini hanya kealpaan media,ataukah pengakuan yang subjektif hingga dapat menjadiakan keambiguan arti dari negarawan dan politisi.Karena menurut Joseph Goebbelz "Sebarkan kebohongan berulang-ulang kepada publik.Kebohongan yang diulang-ulang, akan membuat publik menjadi percaya bahwa kebohongan tersebut adalah sebuah kebenaran”.Ketakutan saya adalah kembali terjadi pemalsuan sejarah yang sangat frontal dimana Tan Malaka dianggap sebagai tokoh yang berbahaya,sedangkan Aburizal Bakrie dianggak seorang negarawan,hahaha.

Politisi atau Negarawan 4.5 5 Unknown Jumat, 06 Mei 2016 Politisi atau Negarawan Bagiku sendiri politik adalah barang yang paling kotor. Lumpur-lumpur yang kotor. Tapi suatu saat di ma...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
J-Theme