• About

Tunggul Sabda Jati Daya Amongraga Sebagai Sebuah Kepercayaan

 on Selasa, 17 Mei 2016  

Tunggul Sabda Jati Daya Amongraga Sebagai Sebuah Kepercayaan


Wonosobo adalah sebuah daerah yang sangat exotic,dengan keindahan alam yang sangat mampu memanjakan mata.Daerah ini juga merupakan sebuah kota yang tenang,bukan hanya karena masih jauh dari nafas-nafas industri.Namun karena kearifan local masyarakatnya yang masih menjaga dan melestarikan tradisi-tradisi nenek moyang mereka,yang semakin lama akan musnah bersama waktu.Wonosobo pada zaman dahulu juga pernah menjadi suatu pusat peradaban hindu di nusantara,dengan bukti candi-candi hindu yang masih berdiri gagah di pegunungan tinggi Dieng.Oleh karena itu di Wonosobo hampir dalam segala sendi kehidupanya,ajaran hindu telah mengakar dalam masyarakat baik dalam kepercayaan local maupan agama-agama yang datang setelah masa keemasan agama hidu di nusantara.Sehingga dikenalah masyarakat wonosobo yang sekarang,yaitu masyarakat yang sangat menjunjung pluralisme dan kerukunan antar umat beragama.Bahkan kemarin Sedikitnya 18 orang perwakilan dari umat muslim negara Afganistan dating ke Wonosobo,dengan tujuan untuk belajar mengenai pluralisme beragama serta belajar tentang hak asasi manusia (HAM).Sehingga membuat bupati wonosobo Kholiq Arif, M.Si mendapat penghargaan Pluralisme dari Jaringan Antariman Indonesia (JAII) melalui Konferensi Nasional ke-VI, dengan tema “Membangun, Merawat, Memperkokoh Peradaban Luhur Bangsa dengan Dialog Transformatif”,bersama kepala-kepala daerah lain seperti Drs. H. Abdul Kholiq Arif, M.Si, Gubernur Kalimantan Selatan, Rudi Ariffin, dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Namun disamping kerukunan beragama dalam masyarakat semi modern ini,salah satu hal yang menjadi perhatian dunia luar pada wonosobo adalah adanya kepercaayaan leluhur yang masih di imani oleh masyarakat wonosobo sekarang.Tunggul Sabda Jati Daya Amongraga adalah suatu kepercayaan yang menganut paham sinkretisme,dimana doktrin-doktrin dalam agama yang ada sekarang dipadukan dengan kepercayaan local dalam masyarakat wonosobo.Namun pengaruh yang paling besar adalah penyatuan dari unsure islam,hindu,budha,dan animism.Unsur islam terdapat dalam adanya kepercayaan tentang fakta surga dan neraka,hindhu-budha karena mereka percaya dengan eksistensi dewa-dewa yang tinggal pada gunung-gunung di dataran tinggi dieng,sedangkan animisme terdapat kepercayaan adanya roh-roh nenek moyang yang bersemayam dalam gua-gua di dataran tinggi dieng.Nama dieng sendiri berasal dari gabungan dua kata bahasa Kawi: "di" yang berarti "tempat" atau "gunung" dan "Hyang" yang bermakna (Dewa). Dengan demikian, Dieng berarti daerah pegunungan tempat para dewa dan dewi bersemayam.Salah satu aliran kepercayaan yang ada di dieng adalah Tunggul Sabda Jati Daya Amongraga,yaitu suatu ajaran budaya tertua yang berasal dari semar.Secara leksikal Tunggul Sabda Jati Daya Amongraga berasal dari kata Tunggul berarti tinggi,Sabda artinya perkataan,Jati artinya sejati,Daya artinya kekuatan dan Amongraga artinya menjaga tubuh.Secara keseluruhan Sabda Jati Daya Amongraga artinya upaya menjaga atau melestarikan budaya leluhur yang berasal dari Ki Semar.Kepercayaan ini mengajarkan bahwa seseorang dalam meminta sesuatu pada tuhan harus melaluli leluhur,karena leluhur masih hidup di alam pangrantunan yaitu alam sebelum manusia ke surga.
Menurut penganut kepercayaan Sabda Jati Daya Amongraga cara mereka berkomunikasi dengan tuhan harus melalui cara semedi (bertapa),sedangkan tuhan menurut mereka adalah “ gusti Allah cepak tanpa sinenggolan,ora arah ora enggon,ora papan ora jaman,adoh tanpo wangenan “ artinya tuhan itu dekat tanpa terjamah,tidak berarah tidak menetap,tidak berempat tidak terikat waktu,jauh tidak terbatas “.Menurut penganut kepercayaan Tunggul Sabda Jati Daya Amongraga gua-gua adalah tempat peribadatan mereka bukan sesembahan mereka,seperti halnya umat islam yang sholat di masjid dan menghadap ke kakbah bukan berarti menyembah masjid dan kakbah tapi hanya menjadikanya tempat beribadah.Selain itu penganut kepercayaan Tunggul Sabda Jati Daya Amongraga percaya bahwa manusia berasal dari adam dan hawa yang mengalami reinkarnasi terus menerus,selain itu mereka juga percaya bahwa nabi-nabi mengalami moksa kemudian turun ke bumi melalui tokoh-tokoh pewayangan semar badranaya yang di jawa berwujud prabu brawijaya diteruskan oleh raja-raja mataram.Dalam keyakin kepercayaan Tunggul Sabda Jati Daya Amongraga manusia harus menghormati orang tua khususnya ibu yang di analogikan kanjeng ratu kidul yang penuh kasih saying dan kelembutan,namun dalam kepercayaan mereka ratu kidul bukanlah orang yang mampu memberikan kekayaan seperti keyakinan orang jawa pada umumnya karena yang memberikan kekayaan adalah anaknya yaitu nyi blorong.Aliran kepercayaan Tunggul Sabda Jati Daya Amongraga di Dieng sendiri sekarang sudah mulai berkurang pengikutnya karena kemajuan zaman.Bahkan menurut tokoh masyarakat sekitar,yang masih menjalankan ritual hanya berkisar sepuluh orang saja.Sebenarnya masih banyak orang-orang tua yang menjalankan ritual namun mereka enggan mengakuinya,dan memilih mengaku menjadi seorang muslim demi kemudahan administratif.Ajaran ini sebenarnya menitik beratkan pada menjaga budaya leluhur,menjaga alam semesta,dan berbuat baik pada sesama.Ibadah yang dilakukan oleh penganut kepercayaan Tunggul Sabda Jati Daya Amongraga adalah dengan semedi pada tengah malam sehari sekali untuk menjalin ikatan dengan tuhan yang maha esa,namun dengan tidak memaksakan.Sebenarnya masih ada ritual-ritual lain yang di kerjakan dalam waktu-waktu tertentu seperti semedi di goa,sumur,danau dan lain-lain.Tujuan dari penganut kepercayaan Tunggul Sabda Jati Daya Amongraga adalah memelihara jiwa gotong royong,tolong menolong,berbuat baik pada sesama dan menjaga alam semesta.
Oleh karena itu sebagai kepercayaan yang telah ada bertahun-tahun dalam masyarakat sudah sepantasnya kepercayaan Tunggul Sabda Jati Daya Amongraga mendapat pengakuan di depan hukum,dan para penganut kepercayaan Tunggul Sabda Jati Daya Amongraga tidak mendapatkan diskriminasi.Bahkan seharusnya pemerintah turut serta menjaga kepercayaan ini agar terus ada dalam masyrakat,sehingga dapat menambah kekayaan tradisi dan budaya dalam bangsa Indonesia.Namun kenyataan mereka seakan menjadi masyarakat kelas dua dalam negara Indonesia,bahkan banyak penganut kepercayaan ini walaupun sudah menikah tidak mendapatkan surat nikah kemudian anaknya juga tidak mempunyai akta kelahiran sehingga mempersulit keturunan-keturunan penganut kepercayaan Tunggul Sabda Jati Daya Amongraga dalam mengenyam pendidikan formal.Apakah pendidikan di Indonesia hanya untuk penganut agama tertentu saja.
Padahal bukankah dalam undang-undang yang diakui di Indonesia sudah ada payung hukum untuk mereka,yaitu :
Konstitusi Undang - undang Dasar 1945 
Pasal 28E : 
(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal diwilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali. 
(2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya. 
Pasal 29 :
(1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. 
(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap - tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing - masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
Undang - Undang No. 39 Tahun 1999 Tentang HAK ASASI MANUSIA
Pasal 22 :
(2) Negara menjamin kemerdekaan setiap orang untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. 
Oleh karena itu diharapkaan dengan adanya payung hukum tersebut tidak ada lagi diskriminasi terhadap penganut kepercayaan Tunggul Sabda Jati Daya Amongraga maupun aliran-aliran kepercayaan lain yang ada di Indonesia.Bahkan sebenarnya ajaran ini perlu dilestarikan supaya menjaga agar kearifan local yang dimiliki para leluhur tetap di di pertahankan oleh generasi yang akan dating.Namun dalam upaya menjaga kemurnian pada ajaran ini perlu adanya peran serta pemerintah,supaya tidak menekan mereka dalam hal agama dan kepercayaan.Karena agama dan kepercayaan adalah suatu hak dasar yang mutlak dimiliki oleh manusia,dan negara tidak berhak menguranginya.

Tunggul Sabda Jati Daya Amongraga Sebagai Sebuah Kepercayaan 4.5 5 Unknown Selasa, 17 Mei 2016 Tunggul Sabda Jati Daya Amongraga Sebagai Sebuah Kepercayaan Wonosobo adalah sebuah daerah yang sangat exotic,dengan keindaha...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
J-Theme